Tulisan ini terinspirasi oleh salah satu panduan tentang kanker paru-paru yang pernah saya terjemahkan. Panduan tersebut dibuat untuk pasien yang memudahkan mereka melakukan tindakan yang berkaitan dengan kanker paru-paru bahkan hingga pertanyaan apa saja yang perlu ditanyakan ke dokter mengenai penyakit mereka. Tentu saja saya tidak akan membuat panduan yang sangat rinci karena saya tidak mau mendikte siapapun yang berhubungan dengan kelas yang saya ampu (kecuali untuk beberapa hal :D). Harapan saya, tulisan ini dapat membantu mengurangi kekhawatiran orang tua maupun anak yang duduk di kelas 6. Tulisan ini lebih banyak berasal dari sudut pandang saya dan dari pernyataan anak-anak serta interaksi dengan orang tua selama saya menjadi guru kelas 6 selama 4 tahun.
Kelas 6 adalah salah satu level kelas yang krusial. Mengapa? Karena di kelas 6 anak-anak akan menghadapi ujian skala nasional (sekarang provinsi) untuk pertama kali. Bukan masalah nilai yang saya bahas di sini tapi lebih kepada mental yang harus dibangun agar mereka mereka selalu berusaha sebisa mereka dan jujur dalam mengerjakan ujian. Disinilah pentingnya dukungan dari sekolah dan orang tua. Kelak, mereka akan menghadapi ujian-ujian sekolah lagi di tingkat sekolah selanjutnya. Meskipun saya tidak bisa menjamin bahwa mental yang baik saat ujian di tingkat dasar akan selalu terbawa di tingkat berikutnya, saya percaya bahwa apa yang kita lakukan untuk pertama kali akan sangat berdampak pada apa yang akan kita lakukan selanjutnya.
Menjadi murid kelas 6
Secara tidak langsung, saya selalu berusaha menanyakan kepada murid saya bagaimana rasanya menjadi murid kelas 6. Dari jawaban mereka yang biasanya ditulis dalam sebuah cerita, saya dapat menyimpulkan bahwa kelas 6 adalah masa-masa yang sangat menyibukkan bagi mereka. Namun, ada murid saya yang menyampaikan bahwa menjadi kelas 6 tidak semenakutkan dan sesibuk yang mereka bayangkan sebelumnya, terutama karena ada kegiatan-kegiatan penyegaran seperti outbond. Dengan masa sekolah yang berakhir lebih cepat (Bulan Mei) mau tidak mau memang kami harus menyelesaikan seluruh materi pembelajaran dengan cepat. Semester 1 biasanya agak berat karena di sekolah tempat saya mengajar, kami tim kelas 6 sepakat untuk menyelesaikan semua materi di semester 1 agar di semester 2 bisa fokus latihan soal, try out dan ujian praktik. Di sekolah saya, selain ujian nasional, anak-anak juga ada Cambridge Primary Checkpoint yang biasanya dilakukan di bulan April.
Kelas 6 dan LBB
Sejauh yang saya amati dan alami, banyak orang tua cenderung langsung bingung memilihkan Bimbel (bimbingan belajar) untuk anaknya.Biasanya ada 3 pertanyaan utama yang sering diajukan orang tua, yaitu, Apa anak saya perlu ikut LBB? LBB apa yang bagus? apakah anak saya bisa? Saya tidak pernah merekomendasikan LBB kepada murid saya. Bahkan terkadang saya saya merasa ada beberapa hal yang harus diluruskan mengenai keputusan mengambil LBB. Namun bukan berarti saya anti LBB. Bagi saya, kalau memang anaknya sendiri merasa nyaman dan tidak kecapekan karena mengikuti bimbel, maka tidak masalah. Bagi saya, jangan sampai anak kuwalahan dengan aktivitasnya yang terlalu padat dan malah menyebabkan materi tidak terserap dengan maksimal. Pernah saya meminta salah satu orang tua murid untuk menghentikan bimbel anaknya karena menurut saya anak tersebut justru mengalami penurunan dalam mengikuti pelajaran. Saya lebih suka anak-anak mengulang di rumah, bisa bersama orang tua atau guru privatnya. Dengan belajar di rumah, anak bisa memiliki lebih banyak waktu untuk menyerap informasi yang dia terima.
Kegiatan murid kelas 6
Untuk mempersiapkan anak-anak baik untuk ujian maupun memasuki jenjang pendidikan selanjutnya, ada beberapa kegiatan yang dirancang khusus untuk mereka.
1. Tes Diagnostik
Di awal masuk kelas 6, kami akan melihat kemampuan anak-anak dalam mengerjakan soal ujian sekolah tahun sebelumnya. Tes ini hanya sebagai titik awal dan pemetaan. Perkembangan anak-anak kemudian akan dilihat beberapa bulan kemudian dan dibandingkan dengan hasil tes diagnostiknya. Idealnya, anak-anak sudah harus menguasai sekitar 50% materi ujian karena telah dipelajari di kelas sebelumnya. Namun beberapa faktor bisa menghambat seperti libur panjang, lupa, atau tidak familiar dengan jenis soalnya.
2. Try Out
Kegiatan murid kelas 6
Untuk mempersiapkan anak-anak baik untuk ujian maupun memasuki jenjang pendidikan selanjutnya, ada beberapa kegiatan yang dirancang khusus untuk mereka.
1. Tes Diagnostik
Di awal masuk kelas 6, kami akan melihat kemampuan anak-anak dalam mengerjakan soal ujian sekolah tahun sebelumnya. Tes ini hanya sebagai titik awal dan pemetaan. Perkembangan anak-anak kemudian akan dilihat beberapa bulan kemudian dan dibandingkan dengan hasil tes diagnostiknya. Idealnya, anak-anak sudah harus menguasai sekitar 50% materi ujian karena telah dipelajari di kelas sebelumnya. Namun beberapa faktor bisa menghambat seperti libur panjang, lupa, atau tidak familiar dengan jenis soalnya.
2. Try Out
To be continued....
